Konektivitas Digital, Infrastruktur Masa Depan

neuCentrIX - 04/08/2022 10:00

Dunia digital berkembang pesat, dengan banyak konektivitas yang membutuhkan infrastruktur yang lebih baik. Termasuk teknologi baru yang memungkinkan data transfer digital menggunakan media fisik hampir dimanapun di seluruh dunia. Namun, ketika banyak sektor publik maupun swasta mencoba meningkatkan konektivitas, kekurangan infrastruktur tetap menjadi tantangan utama.

Artikel ini membahas tentang beberapa dampak inovatif konektivitas digital dan bagaimana dampak tersebut mendorong bisnis digital berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan digital di perekonomian biru dan hijau.

Infrastruktur konektivitas digital dan meningkatkan inovasi

Inovasi biasanya didorong oleh infrastruktur digital yang tepat dan konektivitas yang baik. Inovasi digital saat ini dikendalikan oleh kecepatan, kapasitas dan keterjangkauan yang baik dari transmisi dan proses data. Peningkatan ini menyebabkan kemajuan teknologi digital yang baru, termasuk chatbots, virtual reality (VR), artificial intelligence (AI), komputasi cloud, pembelajaran mesin dan sebagainya.

Kemajuan digital ini berperan penting di banyak sektor, dari pariwisata hingga keuangan. Namun, hal ini hanya berarti satu hal – ketersediaan infrastruktur untuk konektivitas digital adalah kunci untuk memajukan teknologi-berdasarkan transformasi digital. Hal ini juga merupakan komponen penting untuk meningkatkan efisiensi digital dan inovasi yang lebih baik.

Konektivitas digital untuk bisnis digital berkelanjutan

Dengan kebangkitan permintaan data digital di seluruh dunia, banyak energi dibutuhkan untuk memproduksi, menyimpan dan mengirim data. Hal ini berarti konektivitas digital harus lebih berkelanjutan untuk bisnis. Wilayah Asia-Pasifik – lebih tepatnya Indonesia, berada di antara hub digital dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Beberapa teknologi terbaru, termasuk 5G, komputasi cloud dan AI, membutuhkan konektivitas digital agar menjadi berkelanjutan.

Infrastruktur digital yang lebih baik sangat meningkatkan konservasi energi dan mengurangi emisi. Menurut laporan dari Bangkok Post, infrastruktur digital yang canggih memungkinkan teknologi ICT hanya mengonsumsi 2% energi dunia dan mengurangi emisi karbon sebesar 20%. Hal ini meningkatkan konektivitas bisnis digital dan membuatnya lebih berkelanjutan.

Mengurangi kesenjangan digital antara perekonomian biru dan hijau

Salah satu penyebab utama kurangnya konektivitas digital adalah kurangnya kompetisi – yang menimbulkan suasana monopoli di pasar. Dengan infrastruktur dan kompetisi yang terpenuhi, harga konektivitas bisa lebih rendah dan hasil tingkat penetrasi lebih tinggi. Selain itu, populasi yang lebih sedikit juga bisa menimbulkan konektivitas yang buruk karena infrastruktur digital mahal akan menghasilkan timbal balik yang kurang setimpal.

Ekonomi biru telah berada di antara ruang yang kurang dimanfaatkan dalam hal konektivitas digital. Namun, mengimplementasikan tata ruang laut telah memungkinkan pembuatan infrastruktur digital yang lebih baik di laut untuk mendorong konektivitas, terlebih lagi, ketersediaan data center dan Internet Exchange Points (IXPs) juga telah membantu mengurangi kesenjangan digital di ekonomi hijau. Selain itu, kebijakan dan pendanaan yang baik dari pemerintah akan meningkatkan ketersediaan infrastruktur digital yang cukup dan memajukan konektivitas di seluruh dunia.

Kesimpulannya, permintaan data center meningkat dan konektivitas yang lebih baik dibutuhkan untuk menyaimbangkan permintaan. Tetapi hal ini hanya bisa dilakukan dengan infrastruktur digital yang baik – yang juga akan meningkatkan konektivitas untuk bisnis digital berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan di ekonomi biru maupun hijau.