Perkuat Bisnis di Era Digital dengan Hyperscale Data Centers

neuCentrIX - 14/10/2021 12:17

Sejak pandemi, jumlah hyperscale data center telah berkembang pesat di seluruh dunia. Sebuah laporan terbaru yang ditulis oleh Synergy Research Group New Data menunjukkan bahwa jumlah total hyperscale data center secara menjadi 597 pada akhir tahun 2020, meningkat lebih banyak dua kali lipat sejak akhir tahun 2015. Lebih dari setengah dari hyperscale data center tersebut dimiliki oleh Amazon, Microsoft, dan Google secara kolektif. Data center dengan kapasitas terbesar ini tersebar di beberapa negara, 39% di antaranya berada di AS, 10% di China, dan 6% di Jepang. Selebihnya merupakan hyperscale data center baru dan tersebar di 17 negara di dunia, termasuk Indonesia.

 

Apa itu Hyperscale Data Center?

Meskipun belum ada definisi yang disepakati secara global, sebagian besar ahli di bidang IT tampaknya memiliki pandangan yang sama tentang fasilitas yang dapat diklasifikasikan sebagai hyperscale data center. Dari karakteristik fisik, hyperscale data center setidaknya memiliki ukuran 10.000 kaki persegi (sekitar 1000 meter persegi)–jauh lebih besar daripada jenis data center lainnya. Umumnya, terdiri atas sedikitnya 500 racks, 5.000 komputasi, dan server penyimpanan yang terhubung dengan jaringan ultra-high speed dan high fiber count. Sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan yang mereka dukung, biasanya perusahaan berskala besar seperti Amazon, Alibaba, Facebook, Google, Microsoft, dan Oracle.

 

Kekuatan dari Hyperscale Data Centers

Di dunia IT, istilah hyperscale merujuk pada pencapaian skala besar dalam komputasi–biasanya untuk big data atau cloud computing. Infrastruktur hyperscale dirancang untuk skalabilitas horizontal dan mengarah pada performa, produktivitas, dan juga redundansi tingkat tinggi yang memungkinkan liability tolerance dan high availability. Dengan fasilitas seperti ini, hyperscale data center memiliki kemampuan untuk menangani traffic bervolume tinggi dan workload komputasi yang berat dari sistem yang padat data dan sangat banyak dioperasikan saat ini. Setiap perusahaan yang secara rutin mengerjakan data mining, rendering 3D, encoding video, pemodelan keuangan atau ilmiah, cryptography, dan big data analytics dengan bantuan cloud, akan sangat diuntungkan dengan adanya hyperscale data center. Selain itu, komputasi skala besar membantu mengurangi biaya interupsi data. Mengingat kehilangan data dapat menghabiskan banyak uang bagi perusahaan, dan hyperscale membantu perusahaan meminimalkan downtime akibat permintaan yang berlebihan atau komplikasi lainnya.

 

Penggunaan cloud yang dikombinasikan dengan big data dan penyimpanan terdistribusi juga akan menghasilkan sistem yang kuat. Hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan dan penyedia layanan, terutama mereka yang paling banyak menawarkan layanan Infrastructure as a Service (IaaS) dan Platform as a Service (PaaS) dengan lebih efektif, aman, dan paling hemat biaya. Sistem yang telah berbasis cloud juga memungkinkan hyperscale data center merespons lebih cepat setiap permintaan pelanggan yang terus berubah.

 

Hyperscale Data Center neuCentrIX

Sejak pertengahan tahun 2020, neuCentrIX telah menggarap hyperscale data center pertamanya dengan mengangkat konsep baru bertajuk ECO (Evolve, Connected, and Origin). Hal ini dilakukan atas kesadaran bahwa pasar hyperscale data center di seluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Pasifik, mengalami perkembangan yang signifikan. Dengan hyperscale data center, neuCentrIX membuktikan komitmennya untuk mendukung korporasi dari berbagai industri, institusi pemerintah, dan penyedia konten untuk memaksimalkan performa di era digital dan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan. Selain itu, melalui penerapan konsep green data center, hyperscale data center neuCentrIX juga membuktikan komitmen dan upaya dalam mempromosikan program yang keberlanjutan.